Jangan Takut Untuk Menulis
Muhammad Firman Suwarya, M.Kom, beliau adalah seorang
guru TIK SMP Negeri Unggulan Indramayu yang
juga penulis buku informatika jenjang SMP dan menulis buku lainnya mendapat
kesempatan menjadi narasumber “Belajar Menulis” kali ini. Berikut adalah
resumenya dengan topik “ Freewriting”
. Freewriting yaitu teknik menulis
cepat tanpa hambatan.
“Menulis cepat. Apa saja yang muncul di kepala, kita
tuangkan dalam kalimat. Tidak usah menunggu lama. Segera. Lakukan menulis. Itu
adalah cara cepat bagaimana kita mau bisa menulis. Mengejar target, memotivasi
diri, agar terus menulis. Tidak harus yang berbobot, menunggu ide yang cemerlang, apakah tulisan nanti bagus atau
tidak, salah atau tidak, yang penting kita tulis dulu, baru nanti saat
pengeditan, kita temukan ada yang salah ketik, antar paragraf tidak nyambung,
nemu ide baru, nah kita edit supaya tulisan kita rapi, sistematik, runtut, enak
dibaca dan seterusnya” , kata Muhammad Firman Suwarya.
Di awal materinya beliau mengatakan, “Jika saya tantang
anda menulis satu hari 5 lembar dalam 30 hari, kira-kira sanggup tidak ya? Jika
anda berani konsisten menulis 5 lembar perhari, saya yakin anda akan menjadi
seorang penulis yang handal dan produktif.”
Beberapa masalah yang dihadapi penulis, salah satunya
adalah mengalami “lingkaran setan kebuntuan “. Secara umum memang menulis
sebanyak 5 halaman itu memutuhkan waktu berjam-jam belum lagi nanti efeknya
ketemu dengan rasa bosan yang membelenggu, dan itu memang penyakit yang
menghinggapi hampir semua penulis baik yang baru belajar nulis ataupun mungkin
penulis yang sudah handal. Bahaya penyakit ini adalah bisanya diawali menyerang
ke pikiran, cirinya tiba-tiba ide yang kita punya hilang entah kemana? lalu
bingung harus nulis apa lagi, puyeng, dan serentetan penyakit sejenis lainnya.
Hingga dampak endingnya yaitu kita akan capek, lelah, malas untuk menulis.
Terkadang saat malas menghinggapi, ketika mau nulis lagi,
tiba-tiba mendadak mendapatkan ide yang baru, lalu kita mulai menulis, lalu apa
yang terjadi? Di tengah jalan sebelum ide baru yang menurut kita lebih bagus
itu belum selesai ditulis, tiba-tiba muncul ide baru lagi,ya- alasan dan
pikiran kita sama seperti pertama, yaitu ide baru tersebut lebih lebih baik dan
lebih bagus dari ide pertama. Ide yang mana? Ya, ide tadi yang katanya bagus, yang
belum selesai ditulis juga dan terus seperti itu mandeg lagi, mandeg lagi tidak ada
kelar-kelarnya. Kondisi seperti itu dalam dunia kepenulisan biasa disebut
dengan Lingkaran Setan Kebuntuan.Terkadang, mulai menulis lagi, menulis lagi
tapi tidak ada yang selesai, tidak ada karya yang bisa dihasilkan !! Akhirnya
apa? Mungkin bisa stress. Lalu bagaimana? Jangan-jangan saya tidak ada bakat
untuk menjadi penulis?
Sejak mengenal freewriting dia terbebas
dari “lingkaran setan kebuntuan” walau tidak langsung begitu keluar dan lolos
dari penyakit tersebut. Lalu bagaimana memahami dan menerapkan freewriting ini ?
Langkah pertama yang harus kita lakukan supaya bisa freewriting
kira kira apa? Segera tulis ide yang muncul. Segera tulis, dan tulis
sebelum ide itu hilang. Menulis ide yang muncul itu sangat mudah kapan dan
dimanapun, pokoknya tulis. Solusinya sederhana sebenarnya namun harus
yakin..Ide muncul langsung tulis, sampai ending ide itu dimana, pokoknya ditulis.
Yang lupa, lewati saja jika situasi tidak memungkinkan, baru kita cek dan
ricek.
Menyangkut situasi ini berkaitan dengan waktu, maka kita
harus menyiapkan atau meluangkan waktu..jangan memanfaatkan waktu luang!! Tapi
kita harus meluangkan waktu, yang kita memungkinkan untuk itu dilaksanakan
secara kontinyu terus menerus. Tidak
usah lama-lama, misal 30 sampai 60 menit setiap harinya.
Berawal dari sulitnya menemukan ide yang pas, dan
kira-kira bagus tidak ya untuk di baca. Kira-kira mau nulis ini, benar tidak
ya? Mau nulis itu benar tidak ya? Bagus tidak? Nanti bagaimana kalau jelek?
Pokoknya komplit deh semua permasalahan pada awal mencari ide. Sampai-sampai
harus konsul dengan teman dan lain sebagainya. hingga menemukan suatu kekuatan
berupa komitmen bahwa jelek, kurang bagus, bagus, atau sejenisnya pokoknya
ditulis, baru kemudian dari situ mulai dari bagaimana membuat outline.
Outline secara garis besar atau pokok-pokok tulisan harus
selesai. Kemudian setelah outline jadi, dengan suatu catatan bahwa outline
hanya secara garis besar saja, dalam perjalanannya, pada saat kita menulis,
kemungkinan akan mengalami perkembangan dan seterusnya. Selanjutnya menulis
satu persatu, dengan alokasi waktu yang kita luangkan.
Menulis tentang apa? Ide yang bagaimana? Tentu saja ide
yang paling kita kenal dan kita kuasai,
sehingga nanti eksekusi ide akan ditulis dengan hati, dan itulah kuncinya. Jika
kita menulis dengan hati biasanya akan mampu menyentuh hati pembaca.
Dari narasumber ini saya mendapatkan pencerahan. Topik
sederhana freewriting namun memberikan solusi buat kita semua, karena
hal ini memang sering kita alami. Dengan memulai untuk menulis, menuang ide-ide dalam
untaian kata demi kata dan membentuk paragraf kita dapat berkarya, menuang ide
untuk berliterasi.
0 komentar:
Posting Komentar