Perjuangan Guru dari NTT
Ibu Dra. Lilis
Ika Herpianti Sutikno, SH seorang
penulis buku best seller "Guru adalah Inspirasi" juga penulis
buku antologi puisi dan editor buku antologi puisi, "Cinta Tergerai"
mengisi kegiatan “Belajar Menulis Online” kali ini. Beliau adalah seorang guru
di SMP Negeri 2 Nekam dan instruktur di daerah terpencil pedalaman NTT.
Ibu Lilis dilahirkan
di Surabaya 11 Maret 1969. Perjuangan dan pengalamannya menjadi guru,
melewati hutan dan sungai di mana medan berat beliau lalui dengan penuh
tanggung jawab. Perjuangannya tentu saja akan terbayar manakala anak-anak
didiknya terlayani dan dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik.
Suka duka sebagai guru di daerah pedalaman dia tuliskan di Facebook Lilis Sutikno (Mbak Pipin) dan beberapa buku, yang menjadi saksi bagaimana gigihnya beliau, semangat beliau dalam memotivasi dan menginspirasi guru-guru di NTT.
Setiap orang yang menjadi
instruktur, narasumber, atau sebutan lainnya untuk guru para guru, itu mesti diklat dulu,
tapi tidak bagi beliau. Tugas beliau adalah menjadi narasumber literasi di
daerah. Prinsipnya, apapun yang Allah berikan kepada kita wajib kita syukuri,
dan dapatkan itu sebagai anugerah terindah dari Allah untuk kita.
Sebenarnya kendala yang paling
berat yang beliau hadapi adalah keinginan
untuk menulis yang dipandang sesuatu paling berat. Tugas beliau
menginspirasi mereka, memberikan
gambaran bahwa menulis itu mudah. Lalu beliau membantu mencari penerbit yang
murah. yang bisa di jangkau oleh guru-guru di perbatasan. Sebab
menulis buku bagi seorang guru memiliki nilai ganda.
Motivasi yang menggerakkan beliau
sehingga menjadi penulis tangguh adalah rasa ingin hidup tak akan mati.
Sebab penulis tidak akan pernah mati. Suatu saat jika kita telah tiada,
rekam jejak kita terus ada, orang bisa lihat blog kita atau hasil
tulisan.
Dan menjadi motivasi beliau untuk
tetap semangat mengabdi sementara daerah pengabdian adalah terpencil di perbatasan. bahkan sampai
bisa menghasilkan karya yang begitu luar biasa. Jujur saja dulu beliau
suka mengeluh, suka capek, bahkan sering menangis. seperti anak
TK. Lalu, karena suami orang asli NTT, suami mencari saudara yang pejabat
untuk bisa merekomendasikan istrinya tugas profesi ke Jawa, ikut
diklat. Alhamdulillah beliau ikut diklat budi pekerti di Jakarta. Dalam
diklat guru, instruktur beliau selalu bercerita menyampaikan pesan moral yang
membangun jiwa beliau menjadi kuat. Salah satunya adalah prinsip hodup:
sebaik-baik manusia itu adalah yang hidupnya selalu bermanfaat untuk orang
lain.
Bagaimana cara beliau membagi
waktu untuk keluarga dan menjalankan tugas di perbatasan yang medannya sungguh
luar biasa sulitnya? Beliau memiliki keluarga yang
mengerti dan mendukung profesi beliau. Anak-anak sudah besar mungkin ini salah
satu faktor beliau produktif menulis dan banyak kegiatan. Jika beliau
keliling NTT, suami maklum tugas yang melekat pada diri beliau sebagai
instruktur provinsi yang mengabdi negara. Beliau juga bergabung dengan
AGUPENA NTT (Mengurusi Topik Jurnal Ilmiah Guru) untuk bahan naik pangkat.
Lalu bagaimana cara mengatasi
perasaan takut salah saat menulis? Menurutnya, menulislah dengan penuh percaya
diri, habis nulis jangan langsung di revisi, suntingnya besok. Lalu sebelum menulis berdoa, agar tulisan
kita di ridhoi Allah. Pas sunting juga berdoa lagi, sunting lalu dengan
hati yang tenang. Menulislah dengan hati. Pasti sampai pembaca juga
di terima dengan hati.Tetap percaya diri.
Apa yang menjadi motivasi dan
tokoh yang menginspirasi perjuangan beliau menjadi guru tangguh di daerah
pedalaman? Ibu Lilis ini begitu energik, karena tentu jarang oranga yang
mau melewati medan sulit selama bertahun-tahun ? Tokoh yang
menjadi panutan beliau adalah Rosulullah SAW. Beliau adalah sebaik-baik suri
tauladan bagi kita. Menurut beliau, perjuangannya belum apa-apa dibanding
Rosulullah. Beliau mengatakan sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat
bagi orang lain.
Bagaimana cara memulai menulis
pengalaman pribadi sehingga bisa menginspirasi orang lain. Beliau
menulis tentang pengalaman hidupnya di Facebook. Silakan datang ke FB
beliau. Dari kisah di FB dibuat jadi buku. Atau bisa klik nama Lilis
Sutikno, akan muncul kisah yang beliau tulis bersama alumni guru nge-blog
pimpinan Om Jay. Banyak sekali trik dan tipe pengalaman menulis yang
beliau tuangkan dalam FB.
Pada akhir materi beliau menulis
pesan sebagai berikut : Menulis semudah ceplok telur, maka
menulislah. Menulis adalah luapan rasa cinta yang tak sampai, maka
menulislah agar cinta itu tersampaikan dengan baik melalui tulisan kita.
0 komentar:
Posting Komentar