Jumat, 18 Desember 2020

Hidup Lebih Bermakna

 

Hidup Lebih Bermakna

Dedi Dwitagama menjadi narasumber "Belajar Menulis" hari ke-10 dengan dipandu oleh Omjay dan moderator Ibu Fatimah. Beliau adalah seorang pendidik, trainer, blogger, motivator, yang juga hobi dalam fotografi ini telah banyak memiliki segudang prestasi di bidang pendidikan baik tingkat propinsi maupun nasional. Saat ini aktif sebagai pengajar di SMKN 50 Jakarta sebagai guru matematika. Kesibukan yang luar biasa tak menguranginya untuk selalu menulis. Menulis apa saja, kapan saja dan dimana saja. Bahkan sambil menunggu saat menjemput sang anak di sekolah dia sempatkan menulis lewat handphone. Sungguh luar biasa!

Menulis di blog sejak 2005, ini blog dokumentasi perjalanannya dari Sabang hingga Merauke dan beberapa negara di dunia. Menurutnya, blog adalah catatan atau dokumentasi seseorang atau sebuah organisasi yang ditayangkan di internet berbasis web dan bisa diakses oleh orang-orang sedunia. Media blog pertama kali dipopulerkan oleh Blogger.com, yang dimiliki oleh Pyra Labs sebelum akhirnya diakuisisi oleh Google pada akhir tahun 2002. Semenjak itu, banyak terdapat aplikasi-aplikasi yang bersifat sumber terbuka yang diperuntukkan kepada perkembangan para penulis blog tersebut.

Blog pertamanya tahun 2005 masih tayang hingga kini http://dwitagama.blogspot.com. Tahun 2007 hijrah ke wordpress, https://dedidwitagama.wordpress.com dilihat hampir dua juta kali dengan pengunjung hampir 600.000. Sungguh sangat luar biasa. Dia juga ngeblog di kompasiana, hobby fotografi dan mendokumentasikannya pada blog khusus https://fotodedi. wordpress.com, sejak zaman belum ada instagram.

Dia menulis kapan aja saat ide muncul, saat ini dia sering menulis saat menunggu anak di lokasi parkir sekolahnya, sambil dengar musik di mobil, menulis dengan gunakan HP dan tak perlu di edit, langsung tayangkan saja. Usahakan makin sering menulis, karena pengalaman menulis kita secara otomatis akan meningkatkan mutu tulisan, plus sering-sering berkunjung ke blog teman sebagai pembanding. Balas komentar pembaca blog kita, hal itu akan meningkatkan motivasi menulis, menulis lagi dan menulis lagi...happy deh.
        Waktu itu milik kita, dan kita yang mengendalikan, oleh sebab itu dia tak membuka group WA, lebih senang membuka portal resmi yang minim hoax dan jarang ngerumpi. Lima belas menit sebelum absen pulang dari mengajar, dia berusaha posting tulisan atau menjadwalkan untuk terbit minggu depan.

Bagaimana menulis buku agar  menarik itu sangat subjektif. Menurutnya, sederhana saja, coba tempatkan diri kita sebagai pembaca buku yang kita tulis, amati apakah tulisan kita menarik atau tidak, jawab sendiri secara jujur, minta tolong teman atau keluarga untuk menilai,  perbaiki kekurangannya, lalu segera terbitkan. Karena kalau diulang-ulang pasti selalu ada yang kurang.

Luar biasa, semua yang dilakukan Pak Dedi patut diacungi jempol. Seorang guru dan kepala sekolah yang humoris, santai namun serius,  memotivasi dan menginspirasi orang lain. Semoga kita para guru mengikuti jejak beliau.

1 komentar: