Sabtu, 19 Desember 2020

Jangan Takut Untuk Menulis

 

Jangan Takut Untuk Menulis

 

Muhammad Firman Suwarya, M.Kom, beliau adalah seorang guru TIK SMP Negeri  Unggulan Indramayu yang juga penulis buku informatika jenjang SMP dan menulis buku lainnya mendapat kesempatan menjadi narasumber “Belajar Menulis” kali ini. Berikut adalah resumenya dengan topik  Freewriting” . Freewriting yaitu teknik menulis  cepat tanpa hambatan.

 “Menulis  cepat. Apa saja yang muncul di kepala, kita tuangkan dalam kalimat. Tidak usah menunggu lama. Segera. Lakukan menulis. Itu adalah cara cepat bagaimana kita mau bisa menulis. Mengejar target, memotivasi diri, agar terus menulis. Tidak harus yang berbobot, menunggu ide yang  cemerlang, apakah tulisan nanti bagus atau tidak, salah atau tidak, yang penting kita tulis dulu, baru nanti saat pengeditan, kita temukan ada yang salah ketik, antar paragraf tidak nyambung, nemu ide baru, nah kita edit supaya tulisan kita rapi, sistematik, runtut, enak dibaca dan seterusnya” , kata Muhammad Firman Suwarya.

Di awal materinya beliau mengatakan, “Jika saya tantang anda menulis satu hari 5 lembar dalam 30 hari, kira-kira sanggup tidak ya? Jika anda berani konsisten menulis 5 lembar perhari, saya yakin anda akan menjadi seorang penulis yang handal dan produktif.”

Beberapa masalah yang dihadapi penulis, salah satunya adalah mengalami “lingkaran setan kebuntuan “. Secara umum memang menulis sebanyak 5 halaman itu memutuhkan waktu berjam-jam belum lagi nanti efeknya ketemu dengan rasa bosan yang membelenggu, dan itu memang penyakit yang menghinggapi hampir semua penulis baik yang baru belajar nulis ataupun mungkin penulis yang sudah handal. Bahaya penyakit ini adalah bisanya diawali menyerang ke pikiran, cirinya tiba-tiba ide yang kita punya hilang entah kemana? lalu bingung harus nulis apa lagi, puyeng, dan serentetan penyakit sejenis lainnya. Hingga dampak endingnya yaitu kita akan capek, lelah, malas untuk menulis.

Terkadang saat malas menghinggapi, ketika mau nulis lagi, tiba-tiba mendadak mendapatkan ide yang baru, lalu kita mulai menulis, lalu apa yang terjadi? Di tengah jalan sebelum ide baru yang menurut kita lebih bagus itu belum selesai ditulis, tiba-tiba muncul ide baru lagi,ya- alasan dan pikiran kita sama seperti pertama, yaitu ide baru tersebut lebih lebih baik dan lebih bagus dari ide pertama. Ide yang mana? Ya, ide tadi yang katanya bagus, yang belum selesai ditulis juga dan terus seperti itu  mandeg lagi, mandeg lagi tidak ada kelar-kelarnya. Kondisi seperti itu dalam dunia kepenulisan biasa disebut dengan Lingkaran Setan Kebuntuan.Terkadang, mulai menulis lagi, menulis lagi tapi tidak ada yang selesai, tidak ada karya yang bisa dihasilkan !! Akhirnya apa? Mungkin bisa stress. Lalu bagaimana? Jangan-jangan saya tidak ada bakat untuk menjadi penulis?

Sejak mengenal freewriting dia terbebas dari “lingkaran setan kebuntuan” walau tidak langsung begitu keluar dan lolos dari penyakit tersebut. Lalu bagaimana memahami dan menerapkan  freewriting ini ?

Langkah pertama yang harus kita lakukan supaya bisa freewriting kira kira apa? Segera tulis ide yang muncul. Segera tulis, dan tulis sebelum ide itu hilang. Menulis ide yang muncul itu sangat mudah kapan dan dimanapun, pokoknya tulis. Solusinya sederhana sebenarnya namun harus yakin..Ide muncul langsung tulis, sampai ending ide itu dimana, pokoknya ditulis. Yang lupa, lewati saja jika situasi tidak memungkinkan, baru kita cek dan ricek.

Menyangkut situasi ini berkaitan dengan waktu, maka kita harus menyiapkan atau meluangkan waktu..jangan memanfaatkan waktu luang!! Tapi kita harus meluangkan waktu, yang kita memungkinkan untuk itu dilaksanakan secara kontinyu terus menerus. Tidak  usah lama-lama, misal 30 sampai 60 menit setiap harinya.

Berawal dari sulitnya menemukan ide yang pas, dan kira-kira bagus tidak ya untuk di baca. Kira-kira mau nulis ini, benar tidak ya? Mau nulis itu benar tidak ya? Bagus tidak? Nanti bagaimana kalau jelek? Pokoknya komplit deh semua permasalahan pada awal mencari ide. Sampai-sampai harus konsul dengan teman dan lain sebagainya. hingga menemukan suatu kekuatan berupa komitmen bahwa jelek, kurang bagus, bagus, atau sejenisnya pokoknya ditulis, baru kemudian dari situ mulai dari bagaimana membuat outline.

Outline secara garis besar atau pokok-pokok tulisan harus selesai. Kemudian setelah outline jadi, dengan suatu catatan bahwa outline hanya secara garis besar saja, dalam perjalanannya, pada saat kita menulis, kemungkinan akan mengalami perkembangan dan seterusnya. Selanjutnya menulis satu persatu, dengan alokasi waktu yang kita luangkan.

Menulis tentang apa? Ide yang bagaimana? Tentu saja ide yang paling kita  kenal dan kita kuasai, sehingga nanti eksekusi ide akan ditulis dengan hati, dan itulah kuncinya. Jika kita menulis dengan hati biasanya akan mampu menyentuh hati pembaca.

Dari narasumber ini saya mendapatkan pencerahan. Topik sederhana freewriting namun memberikan solusi buat kita semua, karena hal ini memang sering kita alami. Dengan  memulai untuk menulis, menuang ide-ide dalam untaian kata demi kata dan membentuk paragraf kita dapat berkarya, menuang ide untuk berliterasi.

0 komentar:

Posting Komentar